Pulau Seribu Batu Granit

Pemandangan Pulau Lengkuas dari atas Mercusuar
Artikel ini gw pindah dari blog gw sebelumnya..btw ini piknik gw tahun 2012 silam...kkwkwkwkw


RASA lelah kami menaiki Mercusuar Pantai Lengkuas setinggi 75 meter  akhirnya terbayar. Setelah kami berjuang mendaki 18 tingkatan tangga di mercusuar yang didirikan tahun 1882 oleh Belanda ini kami langsung menuju balkon di puncak bangunan tersebut. Decak kagum terlontar dari mulut kami usai menggapai posisi tertinggi di mercusuar ini.  Betapa tidak dari puncak menara mercusuar ini mata dimanjakan hamparan panorama pulau-pulau kecil di sekitar Pulau Lengkuas Kepulauan Belitung yang luar biasa indah.

Bebatuan granit tersusun tak beraturan, mengelompok membentuk pulau-pulau kecil ditengah lautan yang berwarna biru kehijauan, terlihat jelas dari atas mercusuar. Sementara jika kita menghadap ke arah bawah menara, hamparan pasir putih dan vegetasi khas pantai membentuk komposisi panorama yang mengagumkan.

Rasa kagum juga kami rasakan karena air laut di pulau ini terlihat sebening kristal. Bias matahari membentuk warna air laut hijau kebiruan. Di beberapa titik, dasar laut berupa karang tampak jelas terlihat. Batuan karang di dasar laut membentuk gradasi warna yang menawan jika dilihat dari atas.


Ya, untuk dapat menikmati view spesial dari ketinggian 75 meter ini kita memang harus bersusah payah dulu. Gaes, kalian harus menaiki menara yang sampai sekarang masih berfungsi sebagai petunjuk pelayaran laut Tanjung Binga dan sekitarnya ini. Biaya masuknya sangat murah. Hanya Rp 5000. Petugas Dinas Perhubungan PP Lengkuas akan menyambut kedatangan kalian. Uang  itu lantas kita masukkan ke sebuah kotak untuk biaya kebersihan.


Pemandangan Pulau Lengkuas dari atas Mercusuar
Namun ada catatan. Saat masuk di menara milik Departemen Perhubungan Ditjen Perhubungan Laut Distrik Navigasi Tanjung Priok
ini, pengunjung dilarang membawa air mineral dan makanan. Jadi kami harus merelakan ransum kami untuk dititipkan kepada petugas. Menurut Wahyadi, Pegawai Dinas Perhubungan PP Lengkuas, larangan tersebut lantaran untuk menjaga menara dari sampah yang sering ditinggalkan pengunjung.

Awalnya cukup ngeri juga harus menaiki tangga besi yang berusia puluhan tahun ini. Kadang ketika menginjakkan kaki di lantai menara yang juga terbuat dari besi menghasilkan suara yang bergema. Semakin ke atas kita bisa melongok pemandangan luar dari jendela menara. Meskipun harus berpeluh, ketika sudah menaiki menara pasti kalian akan terus penasaran mencapai puncak tertinggi untuk bisa melihat panorama yang jauh lebih indah.


Foto diambil dari mercusuar 75 meter


Di puncak menara ini cobalah berhenti sejenak. Namun bagi piknikers yang phobia ketinggian sepertinya harus berfikir ulang. Nikmatilah panorama alam Pulau Laskar Pelangi ini dari atas menara Pulau Lengkuas. Maka aroma angin laut dan pemandangan indah nun jauh di bawah sana akan membawa piknikers menikmati harmoni alam yang menakjubkan.

Di luar halaman menara ini juga ada tempat penangkaran telur Penyu Sisik. Menurut Wahyadi telur-telur penyu yang tercecer di pinggir pantai Lengkuas diamankan dan ditangkar di tempat penangkaran ini. Jika anda beruntung anda bisa melepas anak penyu ke pantai dengan membayar Rp 25 hingga Rp 30 ribu.


Untuk mencapai Pulau Lengkuas wisatawan harus menggunakan perahu mesin dari Tanjung Kelayang. Sewa kapal ini kita harus merogoh kocek, Rp 450 ribu. Biaya ini sudah termasuk dengan peralatan snorkling. Menempuh waktu sekitar 1 jam dari Tanjung Kelayang ke Pulau Lengkuas mata kita akan dimanjakan dengan panorama pulau-pulau kecil sepanjang perjalanan. Tak perlu takut, laut di Pulau Belitung sangat unik. Airnya sangat tenang sehingga kapal berjalan tanpa harus melawan deburan ombak.


Pulau-pulau kecil di Pulau Lengkuas

Perjalanan susur pulau menggunakan perahu mesin pun kembali kami lanjutkan. Dari Pulau Lengkuas kami kembali berlayar melihat Pulau Burung, Pulau Kepayang, Pulau Batu Berlayar juga Pulau Babi. Batu-batu granit di pualau-pulau kecil ini membuat susunan bentuk yang cukup unik. Mengapa disebut Pulau Batu Berlayar?Karena di pulau ini menjulang batu granit yang berbentuk sebuah perahu layar. 

Ada juga bentuk batu yang menyerupai burung Garuda yang membentangkan sayap. Di Pulau Babi kami menyempatkan diri menyandarkan kapal yang kami sewa. Kami pun berjalan kaki menyusuri pulau yang cukup sempit ini untuk melihat-lihat. Ada beberapa cottage yang disediakan. 

Bahkan sebuah toko perlengkapan diving dan snorkling rupanya juga ada. Namun saat kami tiba toko tersebut tutup. Bangunan cottage di Pulau Babi ini bukan cottage modern. Namun lebih semacam rumah adat di pedalaman yang berupa rumah panggung dengan atap yang terbuat dari dahan Enau.  Cocok bagi anda yang ingin bermalam dengan nuansa alam.


Batu granit menyerupai Burung Garuda tampak samping



Di pulau ini juga terdapat penangkaran penyu sisik. Sering juga digunakan sebagai tempat penelitian sejumlah kampus. 

Puas mengelilingi Pulau Babi kami menyempatkan diri duduk di bangku kayu yang menghadap ke arah laut. Sungguh sejenak rasanya kami dapat melupakan segala kepenatan dan rutinitas sehari-hari.





Mercusuar Pulau Lengkuas
Karena kami tak punya banyak waktu, pemilik kapal motor kembali menarik tuas mesin penggerak kapal. Kapal mulai bergerak membawa kita ke sebuah titik untuk snorkling. Hmmm..oke teman saya Dinda, Amel dan Raney sudah ber-snorkling ria menikmati panorama bawah laut. 

Karena saya tidak bisa berenang, saya takut untuk snorkling. Namun keindahan alam bawah laut membuat saya penasaran. Ketakutan saya pun hilang lantaran saya tidak ingin melewatkan sedikitpun momen berharga di Pulau Belitung.

Dan byurrrr...akhirnya saya menceburkan diri ke laut. Air laut tak berombak membuat saya berani snorkling menyusul tiga teman saya. Dan terumbu karang di bawah laut bisa kita nikmati dengan jelas. Bulu babi, ikan nemo, ikan napoleon dan bermacam jenis ikan hidup dengan harmonis dibawah laut sana.

Setelah puas melihat panorama bawah air laut, kami lanjutkan perjalanan. Sambil menuju ke titik semula (Tanjung Kelayang) kami hendak melihat Pulau Pasir. Mengapa di sebut Pulau Pasir? Karena di tengah-tengah laut terdapat gundukan pasir yang menyembul ketika laut surut. Jika anda beruntung datang ke lokasi ini saat air laut surut anda bisa mengabadikan momen yang luar biasa. Anda bisa turun di Pulau Pasir dan berfoto sehingga seolah-olah anda sedang berdiri di atas lautan luas. Saat kami datang ke sana, kebetulan laut tengah pasang. Sehingga Pulau Pasir tenggelam.

Hoping Island dengan kapal


Setelah menempuh sekitar 2 jam menggunakan kapal, kami kembali tiba di Tanjung Kelayang. Di lokasi yang letaknya sekitar 27 kilometer dari Kota Tanjung Pandan ini mata kita juga masih tetap dimanjakan dengan keindahan alam pantai dengan latar belakang batu granit yang tersusun sporadis. Dan di Tanjung Kelayang ini, pernah dijadikan pusat kegiatan Sail Wakatobi-Belitung beberapa tahun lalu. (*)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Petualangan 18 Jam ke Pagoda Paling Sakral di Myanmar, The Golden Rock

Traveling ke Bagan Myanmar: Ancient But Magnificent (Part I)

Pesona Kota Yangon: Old But Gold....