Hari Pertama Traveling di Myanmar : Shit...Duit USD Gw Sobek di Bandara Yangon!!!

SETELAH transit di Bandara KLIA 2 Kuala Lumpur dari Yogyakarta sekira 4 jam, akhirnya boarding juga pesawat AirAsia AK 502 menuju Yangon International Airport (RGN) pukul 17.30..as usual this low cost carrier always on time...Hmmm..so excited that we would touch down in Yangon very soon...

Ternyata terbang dari KL ke Yangon itu bawa pengalaman unik yang belum pernah kami alami...FYI, waktu Kuala Lumpur lebih cepat 1 jam 35 menit dari Yangon..Gw bilang sama partner gw traveling, "Gilang, berarti penerbangan kita akan menuju waktu yang mundur..."

Dan betul saja setelah terbang sekira satu jam dari langit mulai gelap di Kuala Lumpur tetiba di tengah jalan langit jadi terang benderang lagi. And we surprised by that moment..rasanya aneh, tapi seru.. 

Well guys, setelah hampir dua setengah jam terbang akhirnya kami landed di bandara Yangon pukul 19.40 malam...

Imigrasi di Yangon International Airport
Setelah melalui bagian imigrasi kami langsung buru-buru cari money changer di airport..Hitungan kami untuk awal kedatangan, cukup menukar duit 175 USD saja ke Myanmar Kyat (MMK), mata uang Myanmar, per orang..Maret 2017 kemarin pas kami ke Myanmar, 1 Kyatt sekitar 9,72 rupiah atau biar kami enggak bingung kalau mengonversi Kyat ke Rupiah ya gampangnya dibulatin saja 1 Kyat=10 Rupiah..Simpelnya misal harga 1.000 MMK berarti sama dengan IDR 10.000 dst..

Karena kami buru-buru mau ke hostel untuk check in lanjut mengejar spot pertama ke Shwedagon Pagoda, malam itu juga kami bergegas menuju money changer dekat pintu keluar bandara...Saat itu gw bawa pecahan USD 100 tiga lembar, 1 lembar pecahan USD 50, selembar pecahan USD 20 dan 1 lembar pecahan USD 5.

Karena alasan berjaga-jaga, pas mau berangkat 1 lembar USD pecahan 100, 20 dan 5 gw masukin dompet dan sisanya masih disimpan di amplop dari money changer tempat kami menukar uang di Yogyakarta...

Saat itu selain bawa tas backpack gw bawa sling bag kecil buat kamera, HP, dompet, passport dan charger HP dan beberapa obat penting...Ehmmmm tas jadi penuh sih..And jreng...jreng...drama pertama langsung gw alami setibanya di Yangon International Airport..

Yangon International Airport (Source: Google)
Gw ambil amplop tuh berisi duit USD 100 sebanyak dua lembar dan 50 USD satu lembar dari tas...Dan kreeeeek...karena tas penuh, pas gw ambil amplop berisi USD itu sobek.."Shittttttttt" gumam gw sambil berdoa duit di dalam selamat, berharap cuma amplopnya saja yang sobek...Lalu, doa gw ternyata tak terkabul gaes. Pas gw ambil duit dari dalam amplop, benar saja duit USD-nya ikut sobek....

"Astagaaaaa...the end!!!!!", batin gw di depan money changer..Terus gw bilang ke travelmate gw "Gilang, dollar gw sobek". Dia jawab :Hah? Sambil sibuk ambil duitnya..
Duit tiga lembar di dalam amplop itu sobek hampir satu centimeter. Tahu sendiri kan duit USD kalau sudah kelipet, lecek aja nilai tukarnya jadi turun. Nah gw udah bayangin tuh kalau sobek, ya kali masi mending nilainya turun. Kalau ditolak gimana, kan baru saja mau mulai sudah tamat perjalanan gw...Watta drama!!!

Tapi di tengah kepanikan itu otak gw masih bisa diajak mikir...Gw langsung bilang "Gilang udah yang ditukar duit gw aja tiga lembar ini sekarang, tar duit lo kasi ke gw di hostel" Kami pun menyusun tumpukan 100 USD dua lembar dan selembar 50 USD yang sobek ditambah tumpukan beberapa pecahan USD kecil milik Gilang..

And thanks God, babang-babang Burmese di money changer itu enggak meneliti duit lembaran USD 100 nya...Yang ketahuan sobek sama mereka cuma satu lembar USD 50 dan mereka kembalikan uang sobek itu sambil bilang "No...no..." Phew...!!!!!!

Setelah terima uang Kyat kami langsung buru-buru kabur cari taksi, berharap babang itu tidak mengejar kami setelah tahu duit USD 100 itu sobek..Sambil lari-lari cari taksi, gw selalu menengok ke belakang kali aja babang-babang money changer mengejar kami kayak penjahat...hahahah

Akhirnya kami menemukan taksi dan tawar-menawar untuk mengantar ke hostel kami di Backpacker Bed and Breakfast di Shwe Bon Thar Road, Pabedan Township..Tarif taksi dari airport ke hostel 8.000 Kyat atau sekitar Rp80.000 berdua. Jadi intinya kalau kalian ke Myanmar tipsnya kudu tawar menawar dan deal harga sebelum naik taksi ya..Kami lega selamat dari tragedi duit sobek (tapi masih ada selembar USD 50 yang sobek, kakak...)

Tiba di Hostel
Begitu memasuki jalanan di Kota Yangon ada yang aneh di pemandangan mata kami. Di Yangon kalian enggak bakal menemukan orang naik motor ya..Karena pemerintah setempat melarang warganya naik motor di pusat kota. Katanya si untuk alasan keselamatan dan biar enggak bikin macet. Yang lucu lagi,  Myanmar memberlakulan jalur kemdaraan di sisi kanan tapinya lagi stir mobil rata-rata sama kaya di Indonesia alias masih di kanan juga. Jadi kebayang kan deg-deg ser nya jalan di sisi kanan terus kiri kita arus lalin yang berlawanan arah..

Our room at Backpacker Bed and Breakfast.(Photo source by:Tripadvisor) lupa foto sendiri
Setelah sekitar setengah jam naik taksi, kami pun tiba di hostel yang lokasinya di Swe Bontar Road di jantung Kota Yangon..Hostel ini deket banget sama beberapa landmark terkenal di Yangon seperti Sule Pagoda, Bogyoke Aung San Market, dan landmark-landmark kece lain..

Hostel ini kami pilih juga karena ratingnya di sejumlah situs booking hotel dan forum traveller tinggi.. Dengan harga Rp130 ribu per malam yang kami pesan di booking.com ternyata hostel ini melebihi ekspektasi kami..

Backpacker Bed and Breakfast, lokasinya di rumah-rumah bertingkat semacam bungalow gitu di pinggir jalan besar..Hostel ini menempati lantai ketiga..Begitu tiba, babang resepsionis langsung memberikan welcome drink berupa orange juice dan glek glek...segaaar...kami yang kepanasan karena suhu di Myanmar yang cukup gerah di malam hari pun girang sambil menunggu proses check in..

Pas buka kamar eh ternyata kami beruntung dapat room yang isinya cuma dua bed tingkat saja... Over all kamarnya bersih, kamar mandinya ada air panas, handuk dan alat mandi disediakan hostel tanpa bayar sewa lagi..juga ada TV dan AC nya super dingin..Oh ya hostel ini juga ada fasilitas WiFi gratis dan kenceng...Sangat membantu kami yang enggak pakai provider telekomunikasi Myanmar karena lebih mahal ketimbang beli di Thailand..Kami bilang Backpacker Bed and Breakfast ini hostel rasa hotel bintang tiga lah...

The Crown of Myanmar, Shwedagon Paya

Karena pertimbangan time schedule yang cukup padat di Myanmar, kami malam itu (tanpa adegan mandi, cuma cuci muka saja) langsung ganti baju menuju Shwedagon Pagoda, the heart of Yangon..Pagoda ini adalah pagoda terbesar, ter-stunning dan tersohor di Myanmar..FYI Shwedagon Pagoda memang akan lebih cantik ketika kita kunjungi di sore dan malam hari..Kalau siang bolong enggak kebayang panasnya, apalagi kaki kita harus lepas sepatu dan sandal..

Shwedagon is stunningly beautiful

Menurut info babang resepsionis Shwedagon Pagoda tutup jam 22.00. So bergegaslah kami ke Shwedagon Pagoda naik taksi yang dicarikan dan ditawarkan oleh pegawai hostel dengan harga 2.000 Kyat alias 20.000 rupiah. Baik bener pegawai hostel itu selain manggilin taksi juga membantu kami nawar dengan bahasa Myanmar sana.. Perjalanan menuju Shwedagon sekitar 10 menit dari hostel dan tralalalaa....Shwedagon we are coming...


Tapi sebelum masuk ke Shwedagon, teman saya ini mau tricky..Dia ngajak pura-pura saja jadi warga lokal (kan muka kami masih mirip-mirip lah sama orang Burma)..Alasannya biar enggak bayar toh kami di sana cuma satu jam karena hampir tutup..

Setelah naik tangga pintu masuk kami lihat ada pos jaga untuk penarikan tiket bagi orang asing (foreigner) dengan harga tiket masuk 8.000 Kyat alias Rp80.000. Teman saya Gilang melenggang melewati petugas tiket dan jalan santai di depan saya agak jauh..

Tetiba petugas lari menghampiri dia sambil bertanya : "Are you foreigner? You have to pay entrance ticket over there.." kata petugas itu sambil menunjuk loket tiket..

Saya pun cengar-cengir dan berlagak bodoh...His mission officialy failed..Ya iyalah ketahuan secara dia pake tas punggung kecil bertuliskan "Tune Hotels" dan style dia masih kelihatan turis...Lol..(Adegan ini jangan ditiru ya geng..kalau ketahuan krik krik banget kaya kami..Lol)


Setelah bayar Rp80.000 kami pun masuk ke Shwedagon Pagoda..and it was a breathaking view...i literally fell in love with this pagoda.. Warna emas dengan sorotan lampu-lampu bikin pagoda ini terlihat megah dan stunning...Kami merasa terberkati karena malam itu kecantikan Shwedagon Pagoda semakin sempurna dengan latar bulan purnama yang menyambut kami di Yangon malam itu..

  The prayers..

Di dalam pagoda megah itu, sesekali lonceng terdengar...Bau dupa menyeruak,  dan di sudut-sudut pagoda banyak warga lokal yang melaksanakan sembahyangan dengan khusyuk...Feel so blessed...That was a quite beauty pagoda i ever seen..






Thanks universe to sent me here...

Karena petugas sudah berkeliling minta warga dan pengunjung keluar akhirnya kami pun bergegas pulang dari Shwedagon Pagoda..Taksi dengan ongkos Rp20.000 pun mengantar kami ke dekat hostel lalu kami cari makan di pinggir jalan..


Tragedi Street Food
Pertama kali makan malam di street food Yangon usai pulang dari Shwedagon Pagoda kami asal saja memilih tempat makan. Kami memilih warung pinggir jalan  di sebuah gang yang malam itu terlihat ramai pengunjung warga lokal...Pemiliknya mirip orang India, laki-laki yang ramah menyapa kami saat datang ke lapaknya.. Kami memilih nasi goreng telur mata sapi dan teh Myanmar yang mirip teh tarik..

Dan rupanya nasgor itu disajikan semacam oseng dan baunya...Gooosssh mirip bau comberan dan menyengat. Dan kami dengan wajah mengkeret dan tersiksa menyingkirkan makanan itu..Tapi syukurlah teh Myanmar lezat.. Sedikit mengobati tragedi masakan berbau aneh itu...

Setelah makan malam kami balik ke hostel, mandi dan tidur syantik lebih awal karena esok harinya bakal city tour dan lanjut perjalanan ke Bagan dengan bus malam JJ Express..
Cerita city tour di Yangon dan perjalanan ke Bagan akan gw ceritakan di tulisan selanjutnya...See you, wanderer....!!!!!!!!!!!!! This is the beauty of Shwedagon Pagoda view...Enjoy...





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Petualangan 18 Jam ke Pagoda Paling Sakral di Myanmar, The Golden Rock

Traveling ke Bagan Myanmar: Ancient But Magnificent (Part I)