Traveling ke Bagan Myanmar : Magical Sunrise View in Ancient City Bagan (Part II)
BUNYI alarm jam dan handphone bersahutan pukul 04.30 pagi waktu Myanmar, Kamis (16/3/2017) lalu. Gw bergegas bangun. Teman traveling gw, Gilang juga rupanya sudah mulai kucek-kucek mata di bed sebelah gw. Wake up buddy, time to catch up sunrise over Bagan!!!
Rasa ngantuk hilang. Kalah sama perasaan excited untuk menikmati sunrise cantik di kota kuno Bagan. To be honest sunrise is not favourite moment. I love sunset the most. Tapi kali ini buat gw sunrise in Bagan is a must!!
Setela cuci muka, gosok gigi dan prepare, pukul 04.50 kami bergegas ke persewaan e-bike di lobi hotel. Ughh..langit masih gelap gulita gaes. Udara Bagan yang siang hari panas pagi itu kentara kontras. Dingin udara pagi merasuk ke kulit dan tulang. Brrrrrrr...Demi sunrise, pagi buta kami mulai menyusuri jalanan sunyi menuju "secret temple" yang kami sudah cari hari sebelumnya.
Memasuki New Bagan kami mulai melihat beberapa turis asing berkeliaran di jalan. Ada yang ngontel sepeda, ada pula yang menunggangi e-bike. Tujuannya sama untuk menikmati sunrise cantik once in a life time.
Meski dengan kecepatan 40 kilometer per jam ternyata untuk menuju "secret temple" cuma butuh waktu 30-an menit mencapai tujuan. Jam 5.15 pagi kami sampai di spot. Daaan jeng....jeng... Pas mau parkir di "secret temple" kami, merinding...Gelap, sepi dan nama candi yang bentuknya mirip nisan bikin kami ciut nyali. Hahahahaha..Asli rada horor...
Padahal itu "secret temple" lokasinya di dekat jalan raya beraspal. Akhirnya gw sama partner gw Gilang memutuskan duduk di pinggir jalan raya barang sebentar menanti langit agak terang. Dan teuteup mata kami mengamati kali-kali aja ada geng lain yang akan menuju spot kami. Takutnya banyak yang mau ke lokasi yang sama dan kami enggak kebagian tempat.
Kulirik jam tangan sudah menunjukkan pukul 05.40 pagi. "Oke lezgoo buddy climb the temple". Meski masih gelap tapi at least tidak sehoror pemandangan jam 5.15 sebelumnya.
Ah, seems no one over there. Lalu kami parkirkan e-bike di depan "secret temple". Berbekal senter handphone gw, kami mulai menaiki lorong gelap di pojok dalam candi menuju ke teras atas candi.
Eh, pas kami lagi merangkak menyusuri atap candi yang lumayan curam tetiba ada suara "Hello, guys". Suara perempuan!!! Damned, i was so shocked. Untung enggak kaget bombay lalu terhempas jatuh ke bawah. (dramaaa deh..)
Pas kami menengadahkan kepala ke atas puncak "secret temple" rupanya ada sesembak bule sudah nangkring sendirian di sana. Hahahahah...Kami pun berkenalan dengan mbak-mbak itu. Ternyata doi datang sendirian dari Colorado, USA. (Jauh benar rumahmu mbak...lol)..Ternyata doi juga sempet ketakutan pas naik gelap-gelap sendirian pulak. Dan kami pun ngobrol ngalor ngidul sambil menanti balon-balon udara beterbangan dan menanti sang mentari yang semoga tak ingkar janji..Lol...
Langit mulai terang, satu per satu turis lain berdatangan. Kami bertiga sudah mengamankan posisi paling atas di "secret temple".
Perasaan mulai deg-degan. Langit sedikit berkabut dan jam sudah menunjukkan pukul 06.10 pagi. FYI sunrise di Bagan itu mulai masuk puncak di pukul 06.30 geng...
Dan deg-degannya lagi kalau cuaca kurang baik misal angin terlalu kencang, biasanya hot balloon air itu juga batal terbang. Sementara Balloon Over Bagan itu jadi aksesori penting untuk sunrise view di Bagan. Gw sama Gilang harap-harap cemas. Kemarin pas di hostel Yangon, kami ketemu traveller asal Kinabalu Malaysia, Sam, namanya dia bilang gagal lihat balon terbang pas ke Bagan gegara too windy alias anginnya kenceng. Jadi tau kan alasannya kenapa kami deg-degan? Coz we didn't want to miss pretty sunrise with balloon over Bagan.
Jreeeeng...jreeeeenng.. Penantian terjawab, dari sudut kiri nun jauh di sana balon-balon yang membawa turis asing mulai beranjak naik ke langit timur. Aaaawwwn Oh My God!!!! Balon-balon itu laiknya berlomba merengkuh langit bersama matahari pagi. And here we go...We were so lucky got the best sunrise in over Bagan...It was magically sunrise that i have in a life time...Thanks God and universe for this moment....(terharu pengen mewek).
Uh syalala tapi kamera yang kami bawa kurang kece gaes. Secara cuma bawa mirorrless Canon dengan lensa standar. Di zoom-zoom pun tetap enggak bisa menangkap balon lebih jelas bersama jejeran pagoda dan candi di bawahnya.
So tipsnya bagi kalian yang hobi foto atau ingin mengabadikan gambar terbaik saat sunrise di Bagan, kudu bawa lensa tele...hehehe...Tapi buat kami semuanya sudah lebih dari cukup dengan peralatan yang sederhana.
Well, sekira 30 menit kami menikmati puncak sunrise Balloon Over Bagan, kami pun menuruni "secret temple" untuk melanjutkan ekspor Bagan pagi hari.
Oh iya sebenarnya ada free service shuttle bus drop ke kota dari Bagan Emerald Hotel bagi tamu. Tapinya Jam antar tiap pukul 08.00 pagi dijemput lagi jam 18.00. Jadi kami telat.
Tapi lagi-lagi pihak hotel berbaik hati. Mereka bilang kami akan diantar ke terminal Nyaung U free. Yay..kami pun di drop ke JJ Express Bus pool pakai mobil. Thx sir...
Sesampai di pool JJ Ekspress kami menaruh barang. Lalu kami mencari kopi di ruko-ruko depan terminal. Kembali lagi kami ke warung kopi tempat kami ngopi di hari pertama tiba di Bagan. Warung milik Uncle Min. Namanya Kung Kung Lay. Paman itu ramah dan ternyata masih ingat kami. Kami pun ngobrol banyak sambil merokok dan ngopi mulai soal politik, ekonomi dan wisata di Myanmar sama Paman Min. And he could speak English very well too..
Jam dua kami lapar. Kami mengintip menu-menu makan di meja warung Paman Min, wohooo looked so yummy. Akhirnya kami pesan chicken curry dan semacam rendang pakai nasi putih. Kami enggak berani makan kuah-kuah secara rasanya aneh di sana.
Uncle menyajikan pesanan kami dan jreng jreng ketemu lagi sama oseng yang baunya aneh seperti tragedi pertama makan malam di Yangon. Tapi kali ini sayur oseng itu baunya tidak semenyengat kemarin. Rupanya itu jadi lauk pelengkap wajib tiap menyajikan makan di Myanamar. Gw tanya sama paman itu, apa sih makanan itu. Namanya lupa gw. Isinya ada rebung, alias bambu muda ditambah fermentasi daun teh hijau kalau saya tidak salah. Makanya aroma itu akan sering kita cium di sudut-sudut Myanmar.
Tapi asyiknya kami dapat sambal goreng yang yummy di warung yang lokasinya tepat di depan pool JJ Express bus itu. Sedaaapnyoo sambal goreng itu. Sampai kami beli Rp10.000 ke paman untuk dibungkus. Hahaha
Setelah kenyang waktu keberangkatan p bus masih juga lama. Akhirnya gw dan Gilang cari ojek menuju kota Nyaung U untuk menghabiskan waktu.
Naik taksi mahal bener sekitar Rp200 ribu ke pusat kota. Akhirnya kami jalan ke luar area terminal dan menemukan pangkalan ojek. Eeeeh rupanya ada babang-babang ojek juga.
Kami pun tawar menawar dan si abang itu menawarkan Rp80.000 pulang pergi. Dengan kesepakatan kami di jemput jam 18.00 di kafe kami berhenti.
Dan kami menemukan keseruan lagi. Rupanya kami dibonceng semua sama abang ojek alias bonceng tiga. What a funny experience. Abang itu baik dan sedikit bisa bahasa Inggris. Kami pun ketawa-ketawa bonceng tiga di negeri orang.
Akhirnya kami di drop di sebuah kafe di pusat kota. Sebelumnya kami jalan-jalan mencari suvenir di sekitaran kota. Tapi ternyata enggak banyak toko suvenir dan harganya mahal benar.
Setelah nongkrong sambil numpang WiFi di Cherryland Resto, akhirnya waktu menunjukkan jam enam sore kurang sedikit. Kami pun menanti abang tukang ojek yang akan menjemput. Daaaan tralaaa dia menepati janji dan ontime menjemput kami.
Tiba di JJ Express Pool sudah hampir jam 19.00 malam. Kami menyambangi warung Paman Min untuk makan lagi sekalian berpamitan. Kami sempat foto bareng dan memint nomor HP Paman Min. Kali aja next time kami balik ke Bagan.
Dan kru bus mulai memanggil penumpang menuju Yangon. It meant time to say goodbye with Bagan...Syedih...Tunggu aku kembali ya....
Kalau ada yang ngajak ke Bagan lagi mau banget. Apalagi dibayarin...Lol...
Buat kalian yang mau tanya-tanya feel free to leave comment below....
See you Bagan....;* Kyay zu tin ba deh the Golden Land....
mas, klo dari bagan ke yangon ngga ada bus siang ya atau sore? karena pesawat kami dari yangon ke jakarta pagi jam 8.
BalasHapus